Kamis, 15 Desember 2011

Manusia Botak yang Tersesat

Pernahkah anda tersesat tapi ketawa sepanjang jalan?

Hal itu seperti halnya anda tahu kalo mengalami kelainan, tapi anda menikmatinya.

Dan hari ini Danang "Unyil" memberikan perasaan itu pada kami berempat, anak geng Jayagiri Tigabelas.

Dimulai dari niat nyari tiket pulang buat liburan natal dan tahun baru, ane, Avan, Rizki, sama Unyil nekat malem-malem ke agen Gunung Harta. Semua terlihat begitu normal. datang ke agen, ngobrol sama mas-mas di agen, milih seat duduk, bayar, dan dapat tiket. Semua prosesi kepulangan kami sepertinya begitu normal.

Tiket sudah di tangan, dan perut vakum cleaner Unyil kelihatannya mulai berontak. Satu yang akan selalu ane ingat tentang Unyil adalah bagaimana pencernaannya bekerja terlalu cepat. Pernah satu kali ane dan teman sekos makan di warung mie ayam. Porsi kami berempat sama, dan ane udah kenyang banget dengan semangkok mie itu. Tapi apa yang terjadi pada Unyil mungkin lain. Setelah keluar dari warung mie, dia malah masuk warung nasi goreng. Harusnya tu anak bodinya kaya Rony Dozer, atau paling gak Ade Namnung lah. Lha tapi ini, si Unyil Bodinya malah kurus kering kaya Daus Mini kebanyakan nyimeng. Pasti orang tuanya dulu terlambat memberi suntik Combantrin.

Intinya abis itu kita berempat nyari tempat makan.

(Perlu digaris bawahi kalo nyari makan di sini gak semudah nyari makan di Jawa. Salah masuk restoran, babi guling dan lawar lah menu yang disuguhkan. )

Dan motor kami berjalan.. berjalan... berjalaannn.. dan terus berjalan. Hingga pada akhirnya kami bangun dari mimpi dan sadar bahwa kami tersesat. Sialan, nama-nama jalan yang tadinya masih Jl. Dr. Soetomo, Jl. Diponegoro, Jl. Maluku, lha sekarang berubah  jadi Jl. Gunung Lebah, Jl. Buana raya. Dan semua jalan yang gak ada di peta.

Saat ada pertigaan besar. Dimana jalan ke kanan adalah jalan raya yang lebarnya lumayan besar, dan ke kiri adalah jalan kampung. Dengan sotoy si Unyil memilih jalan ke kampung yang kecil, gelap, dan sepi. Katanya, "ini jalan pintas coyy", dengan wajahnya yang menyeringai dan yakin. Akhirnya kami menurut dan hanya berharap Unyil tidak menjual kami ke mucikari.

Hal ini mungkin adalah bentuk kepercayaan terakhir yang akan kami berikan kepada si Unyil. Singkat cerita kamipun tersesat. Tersesat di jalan kampung yang banyak anak kecil seliweran dan banyak polisi tidur berbaring nyaman.

Setelah setengah jam gak nemu jalan keluar, akhirnya resmi diumumkan di radio bahwa kami tersesat.

Dengan tampang yang kuyu dan seperti sudah tidak punya semangat hidup, ditambah suara perut Unyil yang sepertinya semakin tak karuan, akhirnya kami berhenti di sebuah warung yang penjualnya pake jilbab. Yah, seperti itu lah kami mengidentifikasi apakah warung itu halal atau tidak. Saya akhirnya sadar bahwa jilbab pada era sekarang bisa jadi identitas kemusliman seseorang. Dan ini salah satu bukti nyata.

"Makan bu. Pecel sama telor" Ane pesen duluan.

"Sekule sakmenten mas (nasinya segini mas)?" LOH. ternyata yang jual orang Jawa.

"Inggih Bu (iya bu)."

"Unjukane nopo mas (minumnya apa mas)?"

"Teh anget bu." Dan ane dimanjakan dengan dialek Jawa di warung. Aroma Jawa Timuran lalu menyeruak diantara nasi pecel yang dihidangkan.

"Niki teh e mas (ini tehnya mas). Mase saking pundi mas asale (dari mana mas asalnya)?" Ibu-ibu penjual nasi yang mirip sama Asmirandah salah kosmetik nanya dengan ramah ke Rizki.

"Nganjuk Bu, lha panjengan (Nganjuk bu, Kalo Ibu?)?" Rizki menjawab dengan ramah. Sambil cengar cengir.

"Walahh.. Nganjuk to. Aku Ponorogo le. (Wah, Nganjuk? Aku dari Ponorogo Nak.)" Si ibu-ibu miripAsmirandahsalahkosmetik menjawab dengan tak kalah ramah.

Dan jawaban itu membikin ane tersedak.

"Ponorogo pundi Bu (Ponorogo mana Bu?), kulo nggeh saking ponorogo (saya juga asli Ponorogo)?" Ane teriak dengan antusias. Karena bertemu sesama orang Ponorogo di sini adalah sesuatu yang langka. Tanda apakah ini? Apakah ane berjodoh dengan ibuibumiripAsmirandahsalahkosmetik ini? (semoga saja nggaakkkk)

                                           Gambar warung orang Ponorogo
                                           Danang Unyil yang kelaparan
                          

Well,dan percakapan sesama orang Ponorogo pun akhirnya mencairkan suasana sesatnya kami.

Dari percakapan itu akhirnya kami diberi tahu jalan pulang. Dan kami sekarang sedang merayakan keberhasilan kami lolos dari kesesatan yang dibawa oleh Danang Unyil. Jari tengah buat anda teman. (Haha)

note : Bali itu indah. Dari segi manapun. Bangunan, adat, suasana, pemandangan, paha , wisata, dan pusat perbelanjaan. Semua bersinergi menjadi pulau yang indah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar